Superpod
Podcast ngomongin soal bisnis, yang akan memberikan…
Podcast ngomongin soal bisnis, yang akan memberikan…
Emak-emak cuma bisa ngegosip? Eits, jangan salah!…
Setiap orang punya ‘rasa gatal’ yang…
Obrolan santai antara Bang @koms_dirtyrockin bersama…
Obrolan santai, informatif, dan mendalam, antara…
Podcast Kick Andy adalah konten audio dari program…
Rangkaian kata-kata Bung Karno ini betul-betul membuat merinding dan membangkitkan jiwa nasionalisme. Sajak 'Aku Melihat Indonesia' ini aku deklamasikan dan kudedikasikan untuk HUT RI ke-76, dalam Betsuara Serial Bulan Kemerdekaan kali ini.
Puisi karya Sapardi Djoko Darmono ini, bertema cinta dan kasih sayang, tulus, namun tak memaksa. Ketika kita saling berbisik, di luar semakin sengit malam hari memadamkan bekas-bekas telapak kaki, meyekap sisa-sisa unggun api. Sebelum fajar, ada yang masih bersikeras abadi.
Berdasar renungan lebih jauh dapat ditemukan makna lebih dalam pada mahasyair Pada Suatu Hari Nanti yaitu kesadaran atas makna kefanaan apa yang disebut sebagai kehidupan ini.
Kali ini Beti membacakan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni
Puisi berjudul 'Hari Raya Para Penyampai' ini adalah karya Sobih Adnan, seorang jurnalis yang juga pelaku sastra asal Cirebon, Jawa Barat. Karya ini kudeklamasikan bersama Baiq Mutia pada puncak acara Journalist Day 2022 - Media Group Network (MGN).
Masih dalam Serial Bulan Kemerdekaan, kali ini aku mendeklamasikan sebuah sajak yang dikutip dari ucapan Bung Karno dalam buku Penyambung Lidah Rakyat. Sajak berjudul 'Membangun Kebanggaan' ini sungguh mencerahkan!
Rangkaian kata-kata Bung Karno ini betul-betul membuat merinding dan membangkitkan jiwa nasionalisme. Sajak 'Aku Melihat Indonesia' ini aku deklamasikan dan kudedikasikan untuk HUT RI ke-76, dalam Betsuara Serial Bulan Kemerdekaan kali ini.
Sajak kali ini aku kutip dari pidato Presiden Soekarno pada Pembukaan Konferensi Asia-Afrika, 18 April 1955. Rangkaian kalimat indah ini membawa pesan agar kita jangan terpengaruh dengan rasa takut, dan berpedomanlah pada cita-cita.
"Cintailah tanah air yang di tempat itu engkau dapat minum, makan dan lain sebagainya." Demikian kalimat terakhir dari kutipan tulisan Bung Karno dalam buku Ilmu dan Perjuangan. Sajak ini aku deklamasikan sebagai pembuka Serial Bulan Kemerdekaan bertema 'Sajak Perjuangan Bung Karno'.
Kali ini saya mendeklamasikan sebuah tulisan indah karya Moh. Mirdal Akib (CEO Media Group) dengan Judul Tulang Rusuk Ku. Rasa haru dan Bahagia sangat dirasakan saat membaca lirik-lirik nan indah berikut.
Tulang Rusuk Ku
Oleh : Moh. Mirdal Akib
Puisi yang menggetarkan hatiku ini ditulis 28 tahun silam oleh KH A Mustofa Bisri (Gus Mus), untuk dirinya sendiri. "Ramadlan adalah bulan antara dirimu dan Tuhanmu."